SEBELUMNYA KALKUN SEHAT SAJA. CIRI-CIRI KESAKITAN YANG BERAKIBAT KEMATIAN MENDADAK PADA KALKUN

SEBELUMNYA KALKUN SEHAT SAJA. CIRI-CIRI KESAKITAN YANG BERAKIBAT KEMATIAN MENDADAK PADA KALKUN

Date:
Genres:Satu lagi kematian mendadak terjadi di kandang Mini Zoo Semut.  kalkun jantan saat sehat, kelihatan…

Satu lagi kematian mendadak terjadi di kandang Mini Zoo Semut. 

kalkun jantan saat sehat, kelihatan gagah kan
kalkun jantan saat sehat, kelihatan gagah dan ganteng kan.
Ia selalu setia di sekitar kotak pengeraman menjaga dan menemani si betina mengeram

Pagi kemarin, saya mendapat laporan bahwa kalkun jantan, yang sedang menemani menjaga si betina kalkun yang sedang mengeram, kelihatan sakit membuka mulutnya sesekali secara teratur.

"Itu loh pak .... Kalkun jantan kok megap-megap. Dia membuka mulutnya seperti kesulitan bernapas atau kesulitan menelan," kata Pak Sukri, yang biasa memberinya makanan dan merawat kandangnya.  

Saya pun segera masuk ke kandang. Terlihat kalkun jantan mondar mandir di depan tempat betina mengeram. 

Selintas penampilannya biasa saja. Bulunya masih tampak normal, tidak mengembang seperti kalau sedang sakit. Sayap kiri kanan nya pun masih kuat, tidak melorot jatuh. 

Di kandang pun tidak ada kotoran kalkun yang menandakan dia sakit, seperti cairan mencret atau hal lainnya. Ada terlihat beberapa onggok feses (pup) kalkun berwarna hijau tua, pertanda pencernaannya baik-baik saja. 

Kandang pun terlihat bersih biasa saja. Tidak banyak kotoran bekas sisa makanan. Atau pun ceceran pup burung dara yang ada di lantai 2 kandang, karena sebelumnnya sudah dibersihkan. 

Saya mengeluarkan si kalkun jantan ke luar kandang. 

Keseharian kalkun jantan sedang gagah-gagahnya. Ia baru mencapai kedewasaannya, penampilannya sedang bagus-bagusnya. Jika mengembangkan ekornya, penuh seolah kipas yang menutupi tubuhnya. 

Kemarin sempat saya lepas keluar kandang sebentar untuk berjemur, keadaannya sempurna baik-baiknya. 

Saya meraba panas tubuhnya. Memegang kepalanya merasakan suhu badannya. Biasa saja panas, dan itu memang normal. Bagian kepala kalkun memang hangatnya lebih dari panas tubuh kita. 

Kemudian memeriksa badannya. Menyingkap sayap dan bulu-bulu di badannya. Tidak ada bekas luka di badannya. Mulus saja. 

Tembolok, tempat ia menyimpan makanan, pun saat ditekan biasa saja. Terasa agak gembung terisi makanan. 

"Bagaimana makannya, mau makankah dia?" tanya saya. 

"Kurang, pak. Tadi saya minumkan air saja, supaya jangan kehausan," jawab pak Sukri.  

Potongan sayuran yang biasa diberikan untuknya, seperti kangkung, tampak jauh berkurang. Berarti dia telah memakannya tadi.  

Keluhannya, ia seperti tersedak. Selalu membuka mulut dan menarik-narik lidahnya masuk seperti ingin menelan. 

Kenapa ya kamu? 

Cuaca musim ini masih panas terik. Hujan pun belum datang. Dan kalkun juga tidak mengalami pilek/snot. Hidungnya kering. Jadi ia seolah bernafas dengan mulut, tapi lubang hidungnya baik-baik saja. 

Apa yang mengganggu mu, kalkun? 

Saya meletakkannya kembali ke kandang. Dan ia pun kembali berdiri dengan tenang, sambil tetap berdiri tegak seperti sebelumnya. 

Oleh karena kesibukan, saya menunda mengobatinya, karena harus menyelesaikan tugas lebih dahulu. Tanda penyakit seperti snot (pilek) atau gangguan pencernaan tidak ada. Juga tidak ada gejala serangan penyakit apa pun di sekitar kandang. Saya yakin meninggalkannya beberapa jam, dengan harapan, kalkun jantan akan membaik kesulitan menelan setelah beristirahat dan diberi minum. 

Sore hari, sekitar pukul 4, saya baru dapat mengecek keadaannya. Kondisinya sekilas nampak masih seperti pagi tadi. 

Saya teliti, ternyata keadaannya agak menurun. 

Biasanya, dia mampu menegakkan pial gelambir di sekitar wajahnya sehingga membentuk seperti topi atau tanduk-tandukan. 

Kini tidak lagi. Pial itu sudah melorot saja, tidak dapat lagi ditariknya ke atas. Jadi melorot terus ke arah mulut dan menutupi sisi kiri atau kanan hidungnya. 

Saya pun kembali memeriksa leher, terutama bagian pangkal lidahnya. Saya tekan pelan-pelan, dan saya masukkan jari ke tenggorokannya sejauh bisa untuk memeriksa apakah ada benda yang menyangkut di pangkal lidah.  

Ternyata tidak ada apa-apa. 

Saya periksa saluran pembuangan kotorannya, tampak normal bersih atau dia tidak menderita penyakit mencret atau gangguan lain.  

CIRI-CIRI KESAKITAN MENDADAK KALKUN: 

  • Kesulitan bernafas, seperti hidung tersumbat padahal tidak pilek. 
  • Pangkal tenggorokan seperti terdorong terbuka, karena pangkal lidah seperti terangkat terus ingin menelan.
  • Lidah ingin ditarik masuk, tapi tidak bisa tertarik. Ujung lidah seperti kering ada di ujung dalam patuk bagian bawah. Pangkal lidah melengkung ke atas saat setiap mau menarik nafas. 
  • Pial hidung terkulai lemas, tak mampu ditegakkan. 
  • Wajahnya yang biasa memerah kelihatan agak membiru, seperti kekurangan oksigen karena kesulitan bernafas. 

Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. 

Beberapa saat saya memasukkan kalkun ke dalam kandang, keadaannya terus makin melemah. 

Ia terduduk, dan kepalanya terkulai. Saya mengelus-elus kepalanya, berat melepaskannya pergi. Sepertinya dia ingin berbicara menyampaikan selamat tinggal dan ucapan terima kasih. 

Setelah ditinggal kalkun jantan CR-7, disusul dengan sang Betina pasangan CR-7, dan seekor kalkun muda yang pernah sakit sampai dirawat sekitar 10 hari, saya masih memendam rasa  kesedihan.  

Tak berapa lama, hanya beberapa menit ke depan, di hadapan saya kalkun jantan mati. Sesaat menjelang ajal, dia berputar ke kiri ke kanan melepaskan nafs atau nyawa nya, kasihan melihatnya. Kehidupan yang diberikan, telah kembali kepada Nya. 

Saya menduga, penyebab kematiannya adalah bukan karena terkena penyakit. Melainkan memakan sesuatu yang mengganggu di saluran kerongkongannya, saluran pencernaannya, atau pernafasannya. 

Mungkin tersedak memakan potongan karet gelang, atau karet tutup bolpoin, atau bisa saja memar terpukul tak sengaja oleh sesuatu yang saya tidak jelas. 

Bisa saja tak sengaja memakan lontaran bahan non-makanan dari luar kandang, atau bahan yang masuk tidak sengaja ke dalam kandang. 

Hari telah sore, dan saya tidak berani melakukan otopsi atasnya.   

Selamat jalan kalkun jantan. 

Terima kasih telah memberi keceriaan pada siswa saat memegang-megang kepalamu yang hangat dan lucu, serta saat menarik-narik pial kepalamu yang seperti topi-tanduk yang lucu. 


kalkun jantan telah mati
kalkun jantan yang setia. Ia telah mati.
Semoga nanti ada anak mu yang
menetas dan tumbuh menjadi
pejantan gagah menyerupai mu
Semoga kami bisa menemui jejak genetik warna mu yang hitam batik, melalui telur yang sedang dierami, dan sekira seminggu lagi menetas. (IM)