Penampilan wajah si Tyto Alba, atau Serak Jawa, atau Barn Owl |
Seharian kemarin saya repot mencari literatur di mbah Google tentang Tyto Alba, si burung hantu pemburu tikus di sawah, yang berwajah putih.
Nama Tyto Alba ada beberapa sebutannya. Burung hantu muka putih, Serak Jawa, dan Barn Owl. Barn (gudang) karena si owl ini suka tinggal membangun sarang di gudang-gudang tua yang tinggi.
Jenis burung hantu ada banyak. Hampir di tiap belahan bumi memiliki jenis burung hantunya sendiri. DI Eropa, burung hantunya berwarna serupa putihnya salju, semua bulunya putih...
Ya, hari ini zoo akan kedatangan hadiah seekor Tyto Alba dari pak Iskandar Muda, seorang sahabat. Ia memperoleh dari membeli di Pasar Burung Pramuka beberapa waktu lalu, yang kurang jelas apakah asalnya dari tangkapan alam atau peternakan.
ini burung hantu yang sudah jinak, suka dilepas di alam, dan mau aktif meski di siang hari |
MASALAH PAKAN
Repotnya hewan terutama soal makan. Jika merupakan tangkapan alam, terkadang dia stress tidak mau makan. Pengalaman selama ini, beberapa hewan mati karena tidak cocok makan.
Repotnya hewan terutama soal makan. Jika merupakan tangkapan alam, terkadang dia stress tidak mau makan. Pengalaman selama ini, beberapa hewan mati karena tidak cocok makan.
Ada beberapa kematian yang pernah terjadi, karena kurang pengetahuan dan persiapan.
Pertama, burung Srigunting. Rupanya tertipu membeli. Menurut penjualnya di Pasar Burung Pramuka, srigunting ini sudah cukup lama di sana, sudah bisa makan pur atau pakan kering, dan sudah beradaptasi. Ternyata, seminggu dipelihara, dia mati. Mungkin kaget, stress, gak mau makan, akhirnya mati.
Kedua, anak biawak. Seorang guru menghadiahi mini zoo seekor anak biawak, yang kebetulan masuk perangkap tikus di rumahnya, ketika banjir. Biawak mungil itu tidak mau makan, akhirnya mati.
Ketiga, kalkun muda mati, juga karena tak mau makan karena sakit. Keempat, seekor burung dara muda, murung, tertunduk terus, tidak mau makan, dan akhirnya mati.
APA MAKANANNYA YA? APA SIFAT-SIFATNYA? YUK KENALI ....
Menurut literatur dan pengalaman pehobi di youtube, Tyto Alba adalah hewan carnivora, pemakan daging. Di alam, dia menangkap tikus sawah. Di pemeliharaan, dia diberi makan jangkrik (kalau masih kecil), daging merah, filet ikan lele (tidak ada duri), anak burung puyuh, daging ayam potongan kecil, kepala ayam, mencit putih, dsb. di alam, ketika malam hari, burung hantu berburu makanan, antara lain tikus. Karenanya menjadi peliharaan pak tani untuk memburu tikus sawah |
Tyto Alba ternyata sudah diternakkan di beberapa daerah pertanian padi di Jawa. Anak Tyto Alba dipelihara dengan baik, setelah besar dibuatkan kandang di sawah. Nanti dia akan membentuk koloni sepasang Tyto Alba atau lebih.
Beberapa pehobi juga membudidayakan satwa ini. Karena eksotik atau penampilannya menarik. Anak-anak burung hantu ini dijual sejak masih kecil, jika dipelihara dengan baik menjadi peliharaan yang jinak nantinya. Ketika diterbangkan, dia akan kembali ke tangan pengasuhnya, atau ke kandangnya. Mirip burung merpati ya...
Beberapa pehobi juga membudidayakan satwa ini. Karena eksotik atau penampilannya menarik. Anak-anak burung hantu ini dijual sejak masih kecil, jika dipelihara dengan baik menjadi peliharaan yang jinak nantinya. Ketika diterbangkan, dia akan kembali ke tangan pengasuhnya, atau ke kandangnya. Mirip burung merpati ya...
Kesehariannya di alam, ketika malam, dia akan berburu tikus sawah atau tikus kebun sebagai makanan. Sehingga hama padi ini bisa berkurang, dan panen padi jadi baik dan meningkat. Pola pertanian yang ramah lingkungan.
Tyto Alba si burung hantu yang wajahnya ganteng ini, memang merupakan burung predator atau raptor, yang berada pada tingkat tertinggi di piramida makanan. Ia memakan hewan lain yang lebih kecil. Seperti halnya burung rajawali, elang, ataupun gagak.
Tyto Alba belum termasuk hewan yang dilindungi, meski populasinya terus berkurang. Kita dapat memeliharanya. Lebih baik membeli dari peternakan, dan masih anakan, karena akan lebih mudah jinak, dan tidak mengurangi populasinya di alam.
Yang tersulit adalah menjinakkannya. Kukunya sangat tajam, dan dapat melukai tangan jika tidak tepat memegangnya. Tajam dan sakit, kulit tangan robek dicakarnya .... Diperlukan sarung tangan yang tebal.
Tyto Alba si burung hantu yang wajahnya ganteng ini, memang merupakan burung predator atau raptor, yang berada pada tingkat tertinggi di piramida makanan. Ia memakan hewan lain yang lebih kecil. Seperti halnya burung rajawali, elang, ataupun gagak.
Tyto Alba belum termasuk hewan yang dilindungi, meski populasinya terus berkurang. Kita dapat memeliharanya. Lebih baik membeli dari peternakan, dan masih anakan, karena akan lebih mudah jinak, dan tidak mengurangi populasinya di alam.
Yang tersulit adalah menjinakkannya. Kukunya sangat tajam, dan dapat melukai tangan jika tidak tepat memegangnya. Tajam dan sakit, kulit tangan robek dicakarnya .... Diperlukan sarung tangan yang tebal.
Sifat lainnya, dia adalah binatang nokturnal, siang istirahat, malam begadang mencari makan .. hehehe. Mirip hewan musang dan sugarglider yang juga nokturnal.
Karakternya mau berpoligami. Di peternakan, seekor jantan dikandangkan bersama dua ekor betina. Dibuatkan kandang yang luas, dengan dua kotak tidur untuk masing-masing betina. Berkembang biak dengan bertelur hingga 6 butir.
SUKANYA BEBAS
Burung hantu, menurut literatur, tidak suka dikurung. Ia ingin ditempat yang terbuka. Karena itu, harus diberikan pengikat kaki (ankjess), dan diletakkan di dahan agar bisa nangkring. Seperti memelihara burung paruh bengkok (nuri, kakatua)
Di Mini Zoo Semut, untuk kedatangannya ini, ia menempati kandang bekas musang Bruno. Lantai kandang yang rapuh sudah diperkuat. Kotak makanannya diisi dengan daging ayam segar. Makan ya yang banyak.... Kotorannya mungkin akan bau, nanti dibuat penampungan dengan bahan sekam padi sebagai pengompos.
Bertambah lagi seekor satwa menjadi koleksi. Yuk kita kasih makan... agar sehat dan cepat dewasa. Yuk kita dekati agar dia jinak...
Ayo kita belajar mengenal, merawat, dan mencintai hewan, agar biodiversity Indonesia lestari. (IM)