MENSTIMULASI PEMBELAJARAN DENGAN BERBAGAI SUBJEK
Sesekali, satwa di bawa ke kelas. Kehadiran kelinci, atau iguana, ke dalam kelas, akan menambah motivasi belajar pada anak.
![]() |
| kakatua jambul kuning, yang dilindungi |
Satwa menstimulasi belajar. Maknanya, satwa menjadi sumber belajar yang sangat menyenangkan untuk membuat proses belajar menjadi menyenangkan.
Satwa dapat diterapkan untuk semua subjek.
· Matematika: Berapa berat seekor hamster ini?
· Sains : Apa saja makanan yang disukai oleh ular?
· Geografi : Dari daerah mana sugar glider itu berasal?
Satwa dapat menarik perhatian siswa dari berbagai aspek. Dan tertarik untuk menjawabnya.
![]() |
| sugar glider atau tupai mini pelompat |
Informasi tentang keunikan satwa pun dapat dipresentasikan di muka kelas. Termasuk jenis-jenis burung yang dilindungi. Dengan bercerita, atau presentasi powerpoint.
PENGALAMAN BELAJAR APA SAJA YANG DAPAT DIPEROLEH DARI INTERAKSI DENGAN SATWA?
- Meski siswa sebelumnya tak pernah berdekatan atau terbiasa dengan satwa di lingkungan rumahnya, dia dapat melihat, merasakan, meraba, dan membuat hubungan emosi dengan hewan, dan dapat membayangkan adanya dunia hewan yang sangat beragam.
- Mengamati dan peduli pada satwa, akan menumbuhkan sikap menghargai satwa
- Mampu merawat satwa, akan menumbuhkan sikap tanggungjawab. Orangtua di rumah dapat mencoba memelihara satwa, dan melatih anak memberi makan dan minumnya secara teratur. Kebiasaa ini akan melahirkan rasa tanggungjawab pada anak.
- Menumbuhkan kepekaan dan kesadaran bahwa mahluk hidup itu butuh makan dan minum. Juga akan peduli dan peka terhadap kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lain.
- Juga memhamai selain makan dan minum, masih banyak faktor lain yang diperlukan agar hidupnya sehat.
- Siswa yang peduli pada satwa dapat menularkan sikapnya pada siswa lain. Juga peduli terhadap satwa yang dilindungi
- Keberadaan satwa bisa mengurangi stress atau tekanan belajar di kelas.
- Siswa yang suka satwa, cenderung memiliki ketahanan imunitas yang lebih baik. Manfaatnya, cenderung sehat dan jarang mangkir sekolah dibanding siswa yang kurang tertarik dengan satwa.
- Sebuah penelitan mencatat, bahwa 40 % anak memilih bermain bersama hewan ketika perasaannya tertekan, sedih, capek, atau sedang sendiri. Sebanyak 53% anak saat belajar suka ditemani oleh hewan peliharaannya di rumah seperti anjing, kucing, atau hamster. “Dekat secara emosional dengan hewan, baik bagi anak-anak,” begitu pendapat Dr. Harvey Markovitch, seorang ahli pediatric. “Mengajarkan anak cara membangun hubungan yang baik dengan hewan, yang secara tak langsung mengajarkan cara membangun hubungan yang baik dengan sesama teman atau orang lain,”
- Siswa belajar mengasihi mencintai. Mereka belajar, bahwa jika ingin dipercaya oleh induk kucing untuk bermain bersama anak kucing, maka harus penyayang dan peduli.
- Siswa yang bisa mengurus satwa, akan tumbuh rasa kepercayaan dirinya. Dan ingin mencoba lagi untuk mengurus satwa tersebut, misal memberi makan, memandikan, membersihkan kandang, mengelus, dsb. Siswa yang terbiasa dengan satwa, ternyata memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi ketimbang yang tidak suka satwa.
- Siswa yang bisa membangun hubungan emosi yang kuat dengan peliharaannya, seperti kucing, anjing, kura-kura, atau iguana, nantinya memiliki kemampuan sosial yang baik (social skill).
sumber dari petintheclassroom.org

